Apa ada orang yang hidup tanpa target? Atau apakah orang harus hidup dengan target? Target hidup membantu mewujudkan tujuan hidup.
Kalimat pertama, mengacu pada pengejawantahan pemikiran orang yang sering bilang hidup mengalir bagaikan air. Mengikuti arus kemana pun tempat mampu dialiri air. Semoga air yang diikuti adalah air jernih ya, bukan air penuh sampah dan kotoran. Jadi kemungkinan, tidak ada target spesifik yang ingin dituju.
Kalimat kedua adalah manifestasi orang yang hidup dengan terencana. Semua diperhitungkan selayaknya dalam teori manajemen, POAC: perencaaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan(controlling). Jadi jelas, target yang akan diraih dan diwujudkan.
Tapi kebetulan kok aku gak keduanya secara rijid ya, tapi berada di antara keduanya. Tipe mager tapi pada beberapa hal punya keinginan yang diwujudkan. (Terus kayak gini, teorinya apa dong? :p)
SMART Metode
Ngomong soal target, secara teoritik, ada pemikiran masyhur di kalangan dunia manajemen yakni SMART, kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Timebound. Singkatan ini pertama kali digunakan dalam Management Review edisi November 1981 oleh George T. Doran.
Spesific. Penekanan target pada hal yang fokus, jelas, khusus, dan detail.
Measurable. Dalam memenuhi target, upaya yang dilakukan harus terukur.
Achievable. Target yang ditentukan realistis dapat dicapai/diraih.
Relevant. Target merupakan hal yang sesuai dengan pencapaian tujuan.
Time bound. Perlu menetapkan batas waktu agar fokus dan cukup waktu mempersiapkan sumberdaya yang diperlukan.
Meski metode ini biasa digunakan dalam dunia bisnis, tidak ada salahnya jika ingin mencobanya dalam kehidupan pribadi. Memiliki target hidup adalah jalan ringkas menuju tujuan hidup kita. Target adalah melihat seberapa keras kita berusaha dengan tekun sehari-hari untuk menuju tujuan hidup yang lebih besar.
Jangan bilang punya target namun tidak melakukan apa-apa untuk mewujudkannya. Itu sama saja dengan mimpi di siang bolong. Contoh mewujudkan target misalnya, ingin bisa daftar porsi haji. Yang harus dilakukan adalah menabung sekian dalam jangka waktu tertentu, dengan nominal tertentu hingga cukup untuk mendaftar. Atau jika tidak punya target waktu, harus punya kemauan untuk menabung khusus. Yakusa, yakin usaha sampai kepada target yang diinginkan.
Target Pribadi pada 2021
Nah kebetulan, tahun 2021 ini, tidak banyak target yang iingin diwujudkan kecuali kesehatan dan bisa hidup lebih lama. Taulah ya, sekarang masih pandemi walau mulai banyak orang divaksin dan konon angka penderita mulai menurun (dan semoga begini terus setelah pada mudik). Namun, 3 hal target yang ingin diraih selama 2021.
1. Rutin Blogging
Menulis blog adalah impian lama sebagai bagian dari eksistensiku. Tapi ada banyak halangan: kemalasan, males membaca, tidak serius mengerjakan, dan aneka tembok rintangan yang dibuat diri sendiri. Intinya kebanyakan alasan. Lalu strategi yang akan kulakukan adalah setiap hari posting minimal satu tulisan. Selain itu, membaca buku yang temanya disukai dan mampu mendukung lansung tulisan. Seperti yang sedang kulakukan dengan mengikuti challenge menulis dari Blogger Perempuan.
Strategi lainnya aku akan lebih intensif mengikuti lomba menulis yang tujuannya lebih meningkatkan kemampuan menulis (lagi). Soal menang lomba, belum menjadoitarget tahun ini. Yang penting tulisan selesai dan berani kirim. Itu dulu targetnya.
Soal alasan selama ini jarang menulis, aku merasa, saat mau menulis lalu bahannya pendukung pikirannya tidak ada atau harus belajar lagi, akhirnya terhenti. Begitu terus. Sepertinya ada tuntutan menulis harus bagus. Tapi itu tidak realistis dan seharusnya aku menulis saja dulu, tanpa berpikir terlalu jauh/overthinking.
2. Fokus Investasi
Sejak mengenal financial planning, tujuan keuangan keluargaku mulai tertata. Saat ini belum baik sekali namun sudah lebih mengarah di jalan yang “benar”. Nah yang perlu naik kelas adalah belajar investasi di pasar modal. Selama ini yang sudah kulakukan adalah investasi saham, reksadana, dan obligasi negara. Tapi karena memang belum sampai perhitungan berapa return yang ditargetkan, jadi ya masih sejalannya dulu.
Hal itu lebih pada agar “uang dingin” itu tidak digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat atau tidak mau hanya sekedar ditabung biasa di bank. Jadi tetap diinvestasikan dengan cara yang semampunya.
Baca juga: Brainstorming Mengelola Keuangan Keluarga
Strategi untuk investasi saham yang akan dilakukan adalah belajar laporan keuangan saham yang dikoleksi dan menentukan target return dalam jangka waktu tertentu. Di samping untuk tujuan jangka menengah dan pendek, tetap akan menggunakan reksadana dan tabungan.Di samping mengevaluasi secara berkala, pengeluaran di bagian entertainment alias jajan-jajan makan di luar hehe
Baca juga: Melatih Kebiasaan Baru Menabung Ala Saya
3. Belajar Tuntas Isu Perempuan
Dulu aku dekat sekali dengan bacaan yang bertema seperti feminisme, cultural studies, seks-seksualitas, dan bidang agama-sosial dengan perspektif perempuan. Sayangnya, ada jeda yang cukup lama untuk tidak secara langsung bersinggungan dengan hal itu. Sehingga saat sekarang berhadapan kembali, rasanya ketinggalan jauh dan kesulitan menganalisisnya.
Strategi yang akan dilakukan adalah dalam setiap bulan akan kembali membaca buku-buku itu. Kalau bisa merefleksikannya dalam tulisan. Dalam setahun, buku-buku yang dimaksud harus tuntas dibaca.
Jadi mengenali kembali tujuan hidup akan lebih realistik dengan memiliki aneka target jangka pendek yang sudah dibuat. Masalahnya, jika kita sudah punya target itu, apakah kita akan berusaha mewujudkannya?
*Tulisan ini adalah rangkaian challenge menulis harian yang diselenggarakan Blogger Perempuan edisi Ramadan 2021