Vaksin AstraZeneca, Efeknya Keras Ya? Takut? Cek Dulu Pengalamanku Yuk..

Akhirnya masa vaksinasi datang! Sebelumnya, vaksinasi khusus menyasar kelompok masyarakat rentan dan prioritas. Sekarang pun masih dilaksanakan untuk kelompok prioritas seperti lansia, guru PAUD, dll. Bedanya, di Kota Malang, banyak fasilitas layanan kesehatan (fasyankes)di luar puskesmas baik klinik atau rumah sakit swasta yang menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum.

“Gelombang kedua’ vaksinasi di Indonesia saat ini menggunakan vaksin AstraZeneca (AZ). Periode sebelumnya, menggunakan vaksin Sinovac. Ada perbedaan keduanya, baik materi pembuat vaksin dan jarak penyuntikan pertama ke kedua. Tapi percayalah, apa yang sedang diupayakan oleh Pemerintah itu tetaplah ikhtiar yang terbaik mengurangi laju penyebaran Covid-19.

Nah, dari selentingan pembicaraan atau yang pernah kubaca, katanya vaksin AstraZeneca efeknya keras! Tapi apa iya sih? Siapa yang belum divaksin, yuk lanjut baca pengalamanku ya…

Pra Vaksinasi

Sebelum vaksin, ada beberapa hal yang idealnya kita ketahui seperti mengapa perlu vaksin, jenis vaksinnya, seperti apa reaksi KIPI/Kejadian Ikutan Paska Imunisasi, dan bagaimana mengakses mendapatkan vaksinasi.

Mengapa Harus Divaksin

Agar lebih mantap menjalankan vaksinasi, tidak ada salahnya menguatkan alasan diri mengapa kita harus divaksin.

Menyitir dari Tirto.id, vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, di mana seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau relatif lebih ringan.

Vaksinasi Covid-19 adalah upaya untuk memutus rantai penyebaran virus SARS Cov-2 dan mempercepat pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity. Tidak semua orang bisa divaksin seperti mereka yang memiliki penyakit berat, memiliki alergi, dan faktor usia karena berakibat komplikasi sehingga diperlukan vaksinasi orang sehat seperti kita. Sehingga vaksinasi ini tidak hanya berguna bagi perlindungan diri sendiri namun sekaligus melindungi masyarakat lain yang tidak bisa imunisasi.

Pemerintah telah menetapkan setidaknya 70% warganya telah divaksin agar pandemi ini segera berakhir dan semakin banyak nyawa yang bisa diselamatkan. Pada waktunya nanti, di masa depan, tujuan vaksinasi hari ini berhasil memusnahkan/menghilangkan penyakit itu sendiri.

Jenis Vaksin

Sebelum tulisan ini muncul, BPOM sempat memberhentikan sementara varian vaksin AZ yakni Batch CTMAV547. Namun per 25 Mei 2021, BPOM menyatakan jika vaksin AZ Batch CTMAV547 memenuhi syarat mutu dan aman digunakan. Di Kota Malang, umumnya layanan kesehatan yang menyediakan vaksinasi menggunakan Batch CTMAV546. Namun tetap ada baiknya ditanyakan saat mendaftar sehingga kita menjadi lebih merasa “tenang” karena tahu jenis vaksin yang digunakan.

Vaksin AstraZeneca atau AZD1222 adalah vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca yang berkedudukan di Cambridge, Inggris. Vaksin AZ, menurut WHO, dinilai aman dan efektif untuk melindungi orang dari risiko COVID-19 yang serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah. Saat ini, vaksin AZ adalah vaksin yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Alur pendaftaran

Khususnya di Kota Malang, karena saya domisili di sini ya, sejauh yang saya lihat, rata-rata puskesmas, klinik, dan rumah sakit swasta sedang gencar memberikan layanan vaksinasi gratis. Untuk puskesmas memang ada kelompok sasaran yang wajib divaksin seperti aturan pemerintah namun dengar-dengar rata-rata masih belum semua memenuhi kuota. Jadi warga biasa, kayak aku nih, yang tidak masuk kategori manapun, tidak ada salahnya mencari informasi langsung ke puskesmas terdekat atau minimal bertanya pada kader posyandu setempat. Selain tentu mencari informasi di klinik atau rumah sakit swasta lainnya.

Selain puskesmas, klinik, atau RS swasta di Kota Malang, ada juga ormas juga sedang menyelenggarakan vaksinasi untuk umum. Perhatikan waktunya karena biasanya terbatas baik hari maupun jumlah kuota yang disediakan.

Sehingga untuk pendaftaran, ada yang kolektif bersama RT atau mendaftar mandiri, tergantung penyedia layanannya. Seperti aku, ikut vaksin di salah satu rumah sakit swasta yang pendaftarannya dikoordinir RT dan kader posyandu. Sedangkan suamiku, ikut di suatu rumah sakit swasta lain yang pendaftarannya dengan menggunakan pendaftaran online/mengisi gform dan dihubungi ketika diterima sebagai calon penerima vaksin.

Persiapkan Diri

Jika sudah mendapatkan waktu untuk vaksinasi, harap sehari sebelum vaksinasi, tubuh cukup istirahat. Jangan terlalu banyak aktivitas yang memberatkan diri. Selain itu imbangilah dengan asupan sehat dan bergizi. Tidak lupa, pikiran tenang juga diperlukan.

Hal penting lainnya adalah cari tahu KIPI/Kejadian Ikutan Paska Imunisasi yakni gejala medis yang terjadi setelah vaksinasi dan diduga terkait imunisasi/vaksinasi. Umumnya timbul seperti kemerahan/nyeri/kemerahan di tempat bengkak, demam, mual, tubuh meriang/lelah tidak enak badan, mengantuk, dan lapar. Hal ini termasuk reaksi wajar dan akan hilang dengan sendirinya.

Namun ada pula dengan reaksi berat/anafilaktik sehingga perlu dilaporkan ke fasyankes untuk ditindaklanjuti. Sejauh ini, dari satu juta dosis, hanya 1 atau 2 kasus KIPI berat. Setidaknya dengan mengetahui KIPI, secara mental dan fisik, kita jadi lebih siap. Kalau kita tahu biasanya akan demam, setidaknya menyiapkan diri untuk menerima kalau demam adalah reaksi alami dan tubuh diminta bisa menerimanya dengan baik. Dan tenang saja, tidak semua akan mengalami KIPI, tergantung kondisi imunitas tubuh masing-masing.

Tapi bagiku, sebaiknya sediakan tablet penurun panas paracetamol. Silakan dengan merk apapun. Karena kita orang dewasa, setidaknya minum dengan dosis 500mg sekali minum. Tablet ini tidak hanya untuk menurunkan demam namun juga mengurangi rasa nyeri.

Dan tidak kalah penting yaitu, persiapkan KTP asli dan FC KTP jika dibutuhkan. Pastikan ada dalam dompet yang akan dibawa saat vaksinasi.

Hari H Vaksinasi

Sebelum Berangkat

Demi kenyamanan diri, gunakanlah pakaian yang memudahkan lengan untuk disuntik. Jadi sebaiknya pakai kaos lengan pendek atau kemeja lengan pendek. Atau jika pakai lengan panjanng, lengannya bisa digulung sampai atas. Pastikan baju yang digunakan berbahan “dingin” karena setidaknya dari mendaftar ulang hingga menunggu kartu vaksin dicetak, berkisar 1,5-2 jam tergantung banyaknya orang.

Untuk perempuan berjilbab, gunakan kaos pendek atau terusan kutung (you can see) lalu ditutup dengan outer/jaket sehingga memudahkan saat disuntik. Oya, lengan yang akan disuntik di sebelah kiri.

Jangan lupa sarapan alias tidak membiarkan perut kosong. Bawa air minum sendiri jika perlu kecuali tahan haus selama hampir 2 jam menunggu. Serta tidak lupa, pakai masker dan bawa hand sanitizer sendiri. Juga untuk jaga-jaga, membawa bolpoin sendiri, kalau-kalau ada isian yang perlu ditulis manual.

Bagi lansia, sebaiknya ada yang menemani ya…

Saatnya Vaksinasi

Ketika datang, kita menjalani prokes standar ya seperti pakai hand sanitizer/cuci tangan, diperiksa suhu tubuh, dan duduk dengan menjaga jarak. Selanjutnya, ikuti alurnya.

Umumnya akan ada beberapa meja yang didatangi yaitu meja adminstrasi pendaftaran, meja pemeriksaan kesehatan, meja vaksinasi, dan meja pengambilan kartu.

Di meja pendaftaran, kita akan diminta menyerahkan/menunjukkan KTP dan/atau meninggalkan FC KTP. Di sini ada yang diminta untuk mengisi formulir ada juga yang tidak dengan cukup petugas yang menuliskan nama, NIK, no telepon, dan alamat kita. Jika ini sudah beres, akan diberi nomor antrean dan lanjut ke meja berikutnya.

Sampai di meja kesehatan, kita akan ditanyai riwayat kesehatan selama ini. Misalnya apakah memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes, darah tinggi, stroke, jantung, dll atau komorbid lainnya. Juga alergi obat yang dikonsumsi atau memang sedang mengonsumsi obat-obatan. Jika memang memiliki surat pengantar hasil pemeriksaan kesehatan dari dokter atau laboratorium, jangan lupa sekalian dibawa.

Selain itu juga akan dicek tekanan darahnya, saturasi oksigen, atau gula darahnya. Untuk dua layanan terakhir sepertinya ini sifatnya sunnah karena tidak semua tempat melakukannya. Yang pasti tekanan darah akan dicek karena yang darah tinggi melewati batas maksimalnya, tidak bisa divaksin.

Soal cek tekanan darah, biasanya berkisar 100 untuk sistolik dan diastolik kurang dari 80. Ya betul, terbiasa rendah. Lucunya saat mau divaksin, mendadak normal jadi 120/80. Mungkin karena aku agak tegang ya, jadi tekanan darah naik hehe

Oya, sampaikan sejujurnya apa yang sedang terjadi ya.. Misalnya kayak aku yang sedang menjalani pengobatan TB, sudah berapa lama dan apa saja yang dikonsumsi. Sependek yang kuketahui, penderita TB malah wajib divaksin namun untuk memastikan layak atau tidak, jika kurang yakin, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter yang merawat.

Jika sudah dinyatakan layak divaksin. lanjut antre ke meja selanjutnya.

Di meja vaksinasi, kita juga akan diminta menunjukkan lagi KTP. Pokoknya KTP ini sangat penting sepanjang prosesi vaksinasi dari awal hingga akhir. Jadi beneran dijaga sendiri ya KTP-nya.

Nah untuk tempat penyuntikan, ada layanan yang memberikan ruangan tertutup dan ada pula yang terbuka (seperti di taman dan aula). Jadi, terutama untuk perempuan berjilbab pastikan menggunakan pakaian yang jika akan divaksin, tidak terlalu banyak mengekspose tubuh terbuka karena menggunakan kostum yang ribet.

Saat tiba waktunya disuntik, santai saja ya..relaks…Aku juga termasuk yang ngeri lihat jarum suntik. Jadi, cara yang kulakukan adalah mengatur nafas saat jarum suntik masuk dan keluar di kulit kita.

Durasi suntik sekitar 4 detik karena dosisnya kalau tidak salah hanya 0,5 ml. Dan tenang, jarumnya kecil sekali kok..Semacam jarum yang digunakan untuk mengimunisasi anak sepertinya hehe (maaf jika salah ya, anggap ini untuk menenangkan yang membaca dan takut jarum suntik hahaa). Penyuntikan dilakukan di lengan kiri pada otot/intramuskular.

Rasanya tetap agak ngeri saat jarum masuk ke kulitku. Tapi karena aku sudah menerima dan sadar dengan yang kulakukan maka tidak terasa sakit dan ngeri. Hanya memang, tidak lama kemudian, ada rasa panas yang menjalar di bekas area suntikan. Ini normal saja kok..

Setelah disuntik, kita lanjut ke meja pengambilan kartu. Di sini, kita akan menerima tanda bukti sudah divaksin. Sembari menunggu siap, kita akan dibiarkan dulu selama sekitar 15-30 menit, untuk melihat apakah ada reaksi langsung dari vaksin yang membahayakan tubuh, misalnya. Saat duduk, pastikan jaga jarak dan masker selalu dipakai ya..

Malamnya atau keesokan harinya, kita akan menerima sms berisi link sertifikat vaksinasi pertama dan informasi kapan harus kembali. Jadi pastikan saat menyetorkan nomor HP dengan benar dan cek kembali yang ditulis/input oleh petugas.

Sertifikat dari link yang dikirimkan via SMS

Oh ya, aku punya trik untuk mengurangi nyeri bekas suntikan. Ini sudah kulakukan kepada anak-anakku saat mereka imunisasi dan cara itu kuadopsi sendiri. Aku pakai Minyak Kutus Kutus yang kuoleskan di area bekas suntikan. Sampai rumah, ini kulakukan sampai hari-hari berikutnya sampai nyerinya berkurang.

Paska Vaksinasi

Fase ini juga tidak kalah penting menurutku. Demi mengurangi akibat KIPI, ini yang kulakukan.

Minum Paracetamol

Setelah sampai rumah, segera makan dan minum paracetamol. Tidak usah menunggu demam atau nyeri dulu ya, langsung diminum saja. Nanti malamnya atau jeda enam jam, minumlah lagi. Jadi dalam sehari itu, setidaknya 2-3 kali minum paracetamol.

Dari pengamatanku berdasarkan pengalaman teman-teman, ada tiga yang terjadi. Pertama, sepertiku yang langsung minum setelah divaksin dan minum lagi di malam harinya. Relatif minim KIPI, hanya nyeri di lengan bekas suntik dan tidak ada demam. Jam tidurku juga nyaman/normal.

Kedua, ada yang langsung minum paracetamol langsung setelah divaksin namun malamnya demam, badan meriang namun keesokan harinya sudah fit kembali. Tinggal sedikit nyeri di bekas suntikan dan bisa beraktivitas seperti biasanya.

Ketiga, yang minum paracetamol malam hari atau setelah terasa demam/meriang (biasanya rata-rata di malam harinya). Mereka mengalami KIPI yang menurutku hebat mulai dari mual, kepala hingga kaki sakit terasa remuk hingga tulang seperti ditusuk, mulut pahit, lemas, telinga sakit, demam menggigil, dsb. Hingga salah satu temanku membahasakan seperti terkena gejala typhus saking beratnya yang dirasakan.

Untuk yang ketiga ini, sepertinya agak sulit dibendung jika sudah terjadi, misalnya dengan minum obat-obatan. Jadi ya yang bisa dilakukan adalah meminimalisir agar tidak lebih parah dengan lebih banyak beristirahat dan mengasup yang bergizi. Di titik ini, penerimaan tubuh akan rasa sakit harus lebih besar dan legawa.

Istirahat cukup

Menurutku, saat vaksinasi, idealnya libur dahulu dari berbagai aktivitas. Jadi bagi yang bekerja, cobalah mencari cara agar bisa izin tidak masuk satu hari saat divaksin. Karena bagaimana pun, divaksin adalah kondisi luar biasa. Tubuh sedang dilemahkan untuk nantinya membangun kekebalan diri.

Jadi, istirahat paska divaksin, wajib hukumnya. Setelah makan, minum paracetamol, usahakan langsung istirahat/tidur. Kebetulan, aku juga merasa mengantuk sekali. Entah itu reaksinya atau kekenyangan setelah makan atau kelelahan menunggu divaksin hehe…

Banyak kejadian kepada teman-teman yang masuk ke kategori pengamatanku yang ketiga, yaitu tidak langsung minum paracetamol/ada juga yang minum namun tidak langsung beristirahat. Ada yang tetap bekerja bahkan lanjut berolahraga berat. Dan keesokn harinya belum fit bahkan ada yang sampai tiga hari baru terasa enakan.

Asupan Sehat dan Bergizi

Setelah tubuh divaksin, usahakan makan makanan bergizi, buah-buahan, dan minum air putih yang cukup. Jika perlu ditambah dengan suplemen makanan dan vitamin. Intinya, asupan tubuh jangan diabaikan.

Pada kasusku, aku mengalami rasa lapar yang lumayan. Ini entah karena habis divaksin ataukah hal lain. Tapi memang rasanya beda hehe..Jadi ya tetap makan terus hehe.. Keesokan harinya, nafsu makan berangsur kembali normal lagi.

Inilah pengalamanku vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca CTMAV 546. Memang benar reaksi KIPI-nya dahsyat namun dengan imunitas tubuh yang baik, langsung minum paracetamol setelah divaksin, cukup istirahat, dan mengonsumsi asupan bergizi, insyaallah baik-baik saja atau KIPI dapat diminimalisir. Jangan takut untuk vaksinasi ya..Segera cari informasi fasilitas layanan kesehatan mana pun yang menyediakan vaksinasi gratis.

Dengan program vaksinasi ini sebagai ikhtiar yang dilakukan banyak warga masyarakat, selain tetap menjalankan gaya hidup baru 5M: 1. Memakai masker. 2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. 3. Menjaga jarak. 4. Menjauhi kerumunan. 5. Membatasi mobilisasi dan interaksi. Semoga yang sudah kita lakukan bersama turut serta mengenyahkan dengan lebih cepat pandemi Covid-19. Aamiin.

Facebook Comments
Kenalkan saya, Happy Budi :) Dulu pernah ngeblog namun tidak istiqomah. Sekarang belajar menulis lagi :D Menulis ini sebagai bagian merawat ingatan, menebar manfaat, dan bagian dari menikmati hidup. Sebuah persepsi dari seorang Happy. Selamat membaca dan berdiskusi ya :)
Posts created 44

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas