Siapakah dirimu? Apakah yang membuat itu adalah kamu?
Saat menerima pertanyaan ini, kita sedang melihat seberapa banyak kita memahami diri kita sendiri. Yang begini, oleh Psikolog dari Australia James Neill disebut dengan konsep diri, yakni pendapat seseorang tentang dirinya secara fisik, emosional, sosial, spiritual, dan aspek lain yang membentuk fakta diri kita.
Secara teoritis, konsep diri dapat dipelajari alias bukan bawaan dari sononya. Selain itu, konsep diri dipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan sosial, berkembang dari masa kanak-kanak, dan masih bisa berubah pada saat dewasa awal.
Tapi konsep diri berbeda dengan kepribadian. Menurut Carl Rogers, psikolog Amerika, kepribadian bersifat bawaan. Konsep diri adalah kerangka dimana kepribadian bekerja. Penyatuan kepribadian dan konsep diri membentuk diri kita yang unik. Mampu mengenali keunikan diri sendiri akan memudahkan mewujudkan bagaimana beraktualisasi diri.
7 Fakta tentang Diriku
Soal diriku sendiri, memang tidak mudah menilainya. Jadi aku minta bantuan anakku yang keduanya hidup denganku belum sepuluh tahun, celetukan suamiku saat kami berelasi, dan pendapat teman saat kami bertukar pikiran untuk mendefinisikan fakta tentangku. Tentunya ini adalah subjektif, berdasarkan pengamatan dan penilaian pada konsep diriku sendiri.
1. Gampang Marah Tapi Juga Gampang Reda
Jujur saja, sampai sejauh ini, aku bukanlah seorang yang tenang alias kalem melainkan sebaliknya, meledak-ledak dan gampang naik darah. Dikit-dikit gampang marah deh…Biasanya karena salah paham di awalnya baik dengan suami atau anak. Tapi jika sudah jelas duduk perkaranya, akan mudah berkurang marahnya. Asal ada kesempatan menenangkan diri untuk membuat otak berpikirnya bekerja, dipastikan marahnya segera reda. Jarang marah berhari-hari. Gak tahan hehe..
2. Suka Bercanda
Kata kedua anakku, aku ini tipe ibu yang suka bercanda. Suamiku juga bilang kalau aku ini lucu. Kupikir-pikir memang iya sih, aku tidak kagok untuk membercandai baik anak atau suamiku. Jadi kami memang banyak tertawa bersama pada hal lucu yang remeh temeh sekali pun. Tapi jeleknya, aku juga suka menggoda anakku sampai-sampai mereka mereka marah atau menangis. Haha..
Tidak banyak barang-barang branded yang kumiliki seperti pada item fashion, gadget, perhiasan, atau apapun yang biasanya orang lain gunakan. Prinsipnya selama masih bagus, bisa dipakai ya sudah. Bukan berarti tidak memperhatikan estetika ya, tapi mungkin aku tidak menggunakan estetika yang diterapkan orang pada umumnya.
3. Mementingkan Fungsi Daripada Tampilan
Misal pakai HP. Walau merk HP-ku didefinisikan HP murah karena bukan merk HP mainstream, aku tidak masalah. Asal RAM dan HD dengan bujet yang kucari tercapai, kupikir untuk apa membeli dengan merk mainstream dengan harga jauh lebih mahal?
4. Mudah Kasihan
Kupikir, entah ini menjadi kelemahan atau kelebihan. Sering penjual datang ke rumah menjajakan dagangannya dan aku merasa kasihan, akhirnya beli. Seringnya masih kebutuhan yang tetap bisa digunakan walau tidak dalam waktu dekat sih..Tapi untuk berkata “tidak” ini seolah sangat membebaniku. Aku selalu membayangkan betapa lelah menawarkan dari rumah ke rumah dan mungkin rumahnya jauh dari tempat tinggalku.
5. Moody
Nah ini yang kurasakan tidak enak tapi harus jujur kuakui. Aku itu moody sekali. Saat bersemangat, semua hal berjalan efektif, efisien, cermat, dan tepat. Tapi jika sebaliknya, pekerjaan apapun walau sederhana dan mudah, menjadi terhambat dan tidak segera dikerjakan.
6. Fair
Soal temperamen, mungkin saja aku meledak-ledak. Tapi untuk hal berpikir rasional dan adil, aku cukup merasa itulah diriku. Beberapa kawan sering meminta pendapatku karena aku nyaris mengatakan yang sesungguhnya dari perspektifku, baik dan buruk. Makanya, wajar jika ada yang tidak nyaman denganku yang seperti ini. Tapi aku yakin sekali, teman-teman lamaku mengenal ini dariku.
7. Menggunakan ABM
Aku harus mengakui jika memiliki gangguan pendengaran yang ceritanya bisa disimak di sini. Sedikit banyak sangat memengaruhiku dalam berinteraksi terutama saat belum menggunakan alat bantu mendengar (ABM), dalam hal berkomunikasi dan memandang diri sendiri. Tapi ya sekarang sudah di fase menerima dan bersemangat walau menggunakan ABM.
Dari sekian ini, bagi teman-teman yang mengenalku, apakah 7 Fakta tentang Diriku ini benar adanya?
*Tulisan ini adalah rangkaian challenge menulis harian yang diselenggarakan Blogger Perempuan edisi Ramadan 2021