Hari ke-4: Pencapaian Tertinggi di Hidupku

Menjawab pertanyaan seperti: apa pencapaian paling tinggi dalam hidup, bagiku ternyata tidak mudah. Disebut tertinggi adalah yang paling tinggi dan tidak akan pernah terjadi lagi. Padahal selama kita masih hidup, asal mau berusaha, pasti masih bisa mencapai hal itu bukan? Jadi selama masih hidup, kupikir tidak ada yang namanya pencapaian tertinggi. Baru setelah mati, pencapaian itu dapat “terukur” sebagai yang paling tinggi dari yang pernah ada.

Pencapaian tertinggi harusnya tidak identik dengan hal yang bersifat fisik dan materi, meski mungkin parameter itulah yang paling gampang dilihat dan membuat orang lain gampang membelalakkan mata.

Seperti itukah bagimu, arti sebuah pencapaian hidup tertinggi?

Soal ini, aku jadi menyelaraskan pencapaian tertinggi sebagai kesuksesan. Untuk itu, aku menyitir quote terkenal John Wooden, seorang pelatih basket legendaris dari Amerika .

Success is peace of mind which is a direct result of self-satisfaction in knowing you did your best to become the best you are capable of becoming

John Wooden

Sukses adalah ketenangan pikiran yang merupakan hasil langsung dari kepuasan diri karena mengetahui kamu melakukan yang terbaik untuk menjadi yang terbaik yang kamu mampu. KIra-kira begini hasil terjemahan quote di atas.

Menurutku, ini tepat sekali. Bahwasanya yang penting adalah melakukan apapun dengan sebaik-baiknya dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri sesuai kemampuan. Bisa menjadi yang terbaik karena kamu paham dan mengenali dirimu sendiri. Lantas yang muncul adalah berkompetisi dengan diri sendiri setiap hari, yakni menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Melawan aneka penghalang yang menghambat laju perbaikan diri.

Saat itu terjadi, ketenangan pikiran akan menguasai pikiran kita. Jadi yang kita fokuskan adalah mencapai tujuan-tujuan hidup. Makanya perlu hidup memiliki tujuan, tidak asal hidup tanpa makna.

Kesuksesan seperti inilah yang patut disebut sebagai pencapaian diri. Aku membayangkan jika kesuksesan dalam hidup itu bak lingkaran, bukan satu gunung yang membentuk segitiga, melancip di satu titik (disebut titik puncak) lalu menukik turun ke dasar lembah. Dalam hidup, yang berjalan adalah semacam ada banyak lingkaran kesuksesan atas predikat yang kita sandang. Jalan lingkaran adalah diawali dari bawah lalu bergerak ke atas hingga membentuk titik puncak dan akan menurun membentuk garis parabola hingga kembali membentuk titik puncak dalam ukuran lingkaran yang lebih besar. Itulah satu pencapaian tertinggi dalam suatu lingkaran predikat kita.

Sebagai manusia, pasti kita punya banyak predikat. Seperti aku misalnya, selain jadi diri sendiri, aku juga seorang istri, ibu, anggota masyarakat, hamba tuhan, dan sebagainya. Kesemua itu memiliki pencapaian masing-masing dan tidak semua berkembang/berjalan bersamaan.

Contohnya saat menjadi seorang ibu pekerja, mungkin saja, sebagai pekerja dia biasa saja, namun sebagai ibu, dia telah berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berguna bagi bangsanya. Atau sebagai hamba tuhan, dia tidak nampak solih-solihah tapi sebagai anggota masyarakat, hidupnya diabdikan bagi kemanusiaan.

Begitulah aku melihat pencapaian tertinggi dalam hidup, yakni berproses dan berprogres menjadi versi terbaik dari diri sendiri setiap waktu dan selama hidupnya lebih banyak bermanfaat untuk sesama dan lingkungannya.

*Tulisan ini adalah rangkaian challenge menulis harian yang diselenggarakan Blogger Perempuan edisi Ramadan 2021

Facebook Comments
Kenalkan saya, Happy Budi :) Dulu pernah ngeblog namun tidak istiqomah. Sekarang belajar menulis lagi :D Menulis ini sebagai bagian merawat ingatan, menebar manfaat, dan bagian dari menikmati hidup. Sebuah persepsi dari seorang Happy. Selamat membaca dan berdiskusi ya :)
Posts created 44

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas